Angin Duduk Jangan Dipijat
Kalangan sekolahan jarang menggunakan istilah masuk angin. Mungkin karena logikanya tidak bisa menerima fenomena angin "masuk" ke tubuh. Mereka biasanya menggunakan istilah lain, yaitu tidak enak badan. Padahal kalangan bawah menggunakan istilah yang sama untuk menggambarkan berbagai fenomena yang tergolong tidak enak badan, seperti perut kembung, pegal linu, batuk pilek, pusing, sakit kepala, demam, meriang dan lain sebagainya. Akibatnya, segala ketidakjelasan itu menjadi peluang empuk produsen obat atau jamu anti masuk angin.
Yang tidak menyukai pahitnya jamu akan memilih kerokan atau pijat. Dengan kedua cara itu banyak orang yang masuk angin merasa lebih baik. Itu wajar saja. Dengan dipijat, otot menjadi lemas dan pembuluh darah halus di dalamnya melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot. Toksin yang menyebabkan pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan.
Dengan kerokan, pembuluh halus (kapiler) di permukaan kulit bahkan pecah dan terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. Para pemijat selalu mengatakan bahwa tanda merah itu merupakan bukti bahwa Anda masuk angin. Padahal, orang sehat pun bila dikerok akan meninggalkan jejak merah yang sama. Hanya saja tidak pernah ada orang sehat yang dikerok, bukan ?
Yang perlu diwaspadai adalah rasa masuk angin yang disertai berbutir-butir besar. Atau, rasa masuk angin yang disertai nyeri, rasa tertekan, atau rasa berat di dada - biasa disebut dengan angin duduk. Ini mungkin merupakan gejala awal serangan jantung berat. Di kalangan medis fenomena ini acap disebut flu-like syndrome.
Yang diperlukan oleh orang yang mengalami kejadian demikian adalah pemberian oksigen dan obat khusus, bukan dipijat atau dikerok. jadi, si pasien harus segera dibawa ke rumah sakit, paling baik dalam keadaan berbaring. Kejadian orang yang meninggal ketika dipijat, menunjukkan betapa penanganan yang salah dapat berakibat fatal.
Pada umumnya, segala gejala masuk angin merupakan gejala flu (selesma, common cold), yang terjadi karena infeksi berbagai jenis virus. Ada virus menghasilkan toksin (zat racun) yang menyebabkan berbagai gangguan fungsi sistem pencernaan, saluran napas, sistem otot rangka, dan peredaran darah. Ada pula virus yang kehadirannya membuat tubuh kita memberikan reaksi radang, diantaranya berupa demam dan nyeri, juga warna kemerahan di mukosa yang menggambarkan melebarnya pembuluh kapiler di bawahnya. Di saluran napas, reaksi ini dapat berupa pilek dan hidung tumpat.
Toksin yang dihasilkan virus dapat mengganggu saluran cerna sehingga menimbulkan gejala mulai dari mual, muntah, diare, mulas. Atau, bisa pula mengganggu fungsi usus sehingga pencernaan tidak sempurna dan dihasilkan banyak gas. Gejala demikian belakangan sering disebut sebagai flu perut. Toksin virus lain mungkin menimbulkan nyeri otot dan tulang, maka beredarlah lagi istilah baru, flu tulang.
Tidak ada obat yang dapat membunuh virus ini. Antibiotik pun tidak. Untungnya virus tidak pernah bertahan hidup lama, karenanya serangan flu biasanya berakhir setelah 5-7 hari. Yang dibutuhkan penderita adalah istirahat dan minum yang cukup serta gizi yang baik untuk menghadapi demam tinggi yang menguras banyak energi dan cairan tubuh.
Gejala masuk angin juga dapat merupakan gejala awal infeksi virus yang lebih serius, seperti virus hepatitis atau virus demam berdarah. Demam berdarah biasanya akut (mendadak) disertai lesu hebat dan gejala lainnya. Sementara, hepatitis mungkin akan hilang sendiri atau berlanjut menjadi lebih nyata bergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Untuk kedua penyakit ini kita tentu memerlukan bantuan dokter. (dr. Zunilda S. Bustami, dokter keluarga)
Sumber: Intisari edisi Desember 2001
Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin
Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta
Kadar hemoglobin
Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan
fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin . Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%.
. Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
. Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin. Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar antara 13,6 - 19, 6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 - 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 - 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 - 16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12 - 14 d/dl.
. Pada wanita hamil terjadi hemodilusi sehingga untuk batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
. Pada keadaan fisiologik kadar hemoglobin dapat bervariasi.
Kadar hemoglobin meningkat bila orang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Pada ketinggian 2 km dari permukaan laut, kadar hemoglobin kira-kira 1 g/dl lebih tinggi dari pada kalau tinggal pada tempat setinggi permukaan laut. Tetapi peningkatan kadar hemoglobin ini tergantung dari lamanya anoksia, juga tergantung dari respons individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan kadar hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan masuknya sejumlah eritrosit yang tersimpan didalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya plasma. Perubahan sikap tubuh dapat menimbulkan perubahan kadar hemoglobin yang bersifat sementara. Pada sikap berdiri kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada berbaring. Variasi diurnal juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, kadar hemoglobin tertinggi pada pagi hari dan terendah pada sore hari.
Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupakan salah satu tanda dari anemia. Menurut morfologi eritrosit didalam sediaan apus, anemia dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia makrositik dan anemia normositik normokrom 5. Setelah diketahui ada anemia kemudian ditentukan golongannya berdasarkan morfologi eritrosit rata-rata. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut.
Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut polisitemia. Polisitemia ada 3 macam yaitu polisitemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya; polisitemia sekunder, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat berkurangnya saturasi oksigen misalnya pada kelainan jantung bawaan, penyakit paru dan lain-lain, atau karena peningkatan kadar eritropoietin misal pada tumor hati dan ginjal yang menghasilkan eritropoietin berlebihan; dan polisitemia relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat
kehilangan plasmanya misal pada luka bakar.
Laju endap darah
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux, tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
Di laboratorium cara untuk memeriksa laju endap darah yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 - 20 mm/jam dan untuk pria 0 - 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 - 15 mm/jam dan untuk pria 0 - 10 mm/jam.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju endap darah adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang
lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat. Walau pun demikian, tidak semua anemia disertai laju endap darah yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju endap darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi.
Pada polisitemia dimana jumlah eritrosit/µl darah meningkat, laju endap darah normal.
Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga laju endap darah cepat
sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan laju endap darah lambat.
Laju endap darah terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap darah merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya penyakit.
Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju endap darah yang
cepat menunjukkan suatau lesi yang aktif, peningkatan laju endap darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan laju endap darah yang menurun
dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
Selain pada keadaan patologik, laju endap darah yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.
Dan akhirnya yang perlu diperhatikan adalah faktor teknik yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan laju endap darah. Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak lurus; miring 3° dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh digoyang atau bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah 20°C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang rendah akan memperlambat. Bila darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil pemeriksaan laju endap darah akan lebih lambat karena sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan. Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan darah, karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lambat.
Hitung leukosit
Terdapat dua cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi. Yang pertama adalah cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskop. Cara kedua adalah cara semi automatik dengan memakai alat elektronik. Cara kedua ini lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara pertama kesalahannya sampai ± 10%.
Keburukan cara kedua adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain .
Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000 - 30.000/µl. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000 - 38.000 /µl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500 - 11.000/µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar antara 5000 - 10.0004/µ1. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktifitas fisik yang sedang, tetapi
jarang lebih dari 11.000/µl.
Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik
dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, takhikardi paroksismal, partus dan haid.
Leukositosis yang terjadi sebagai akibat peningkatan yang seimbang dari masing-masing jenis sel, disebut balanced leokocytosis. Keadaan ini jarang terjadi dan dapat dijumpai pada hemokonsentrasi. Yang lebih sering dijumpai adalah leukositosis yang disebabkan peningkatan dari salah satu jenis leukosit sehingga timbul istilah neutrophilic leukocytosis atau netrofilia, lymphocytic leukocytosis atau limfositosis, eosinofilia dan basofilia. Leukositosis yang patologik selalu diikuti oleh peningkatan absolut dari salah satu atau lebih jenis leukosit.
Leukopenia adalah keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 5000/0 darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia.
Hitung jenis leukosit
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl).
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.
Bila pada hitung jenis leukosit, didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10 per 100 leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi.
Netrofilia
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil lebih dari 7000/µl dalam darah tepi. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat, gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan kelainan mieloproliferatif.
Banyak faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab infeksi, virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan. Infeksi oleh bakteri seperti Streptococcus hemolyticus dan Diplococcus pneumonine menyebabkan netrofilia yang berat, sedangkan infeksi oleh Salmonella typhosa dan Mycobacterium tuberculosis tidak menimbulkan netrofilia. Pada anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang dewasa. Pada penderita yang lemah, respons terhadap infeksi kurang sehingga sering tidak disertai netrofilia. Derajat netrofilia sebanding dengan luasnya jaringan yang meradang karena jaringan nekrotik akan melepaskan leukocyte promoting substance sehingga abses yang luas akan menimbulkan netrofilia lebih berat daripada bakteremia yang ringan. Pemberian adrenocorticotrophic hormone (ACTH) pada orang normal akan menimbulkan netrofilia tetapi pada penderita infeksi berat tidak dijumpai netrofilia.
Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya granulosit muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri atau shift to the left.
Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai netrofilia ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi berat dijumpai netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang kurang.
Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik. Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada inti maupun sitoplasma
Eosinofilia
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari 300/µl darah. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, infeksi dan infestasi parasit, kelainan hemopoiesis seperti polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik.
Basofilia
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih dari 100/µl darah. Basofilia sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik. Pada penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria pigmentosa dan kolitis ulserativa juga dapat dijumpai basofilia. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan histamin dari granulanya.
Limfositosis
Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah limfosit lebih dari 8000/µl pada bayi dan anak-anak serta lebih dari 4000/µl darah pada dewasa. Limfositosis
dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti morbili, mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan makroglobulinemia primer.
Monositosis
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari 750/µl pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa. Monositosis dijumpai pada penyakit mieloproliferatif seperti leukemia monositik akut dan leukemia mielomonositik akut; penyakit kollagen seperti lupus eritematosus sistemik dan reumatoid artritis; serta pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri, virus, protozoa maupun jamur.
Perbandingan antara monosit : limfosit mempunyai arti prognostik pada tuberkulosis. Pada keadaan normal dan tuberkulosis inaktif, perbandingan antara jumlah monosit dengan limfosit lebih kecil atau sama dengan 1/3, tetapi pada tuberkulosis aktif dan menyebar, perbandingan tersebut lebih besar dari 1/3.
Netropenia
Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari 2500/µl darah. Penyebab netropenia dapat dikelompokkan atas 3 golongan yaitu meningkatnya pemindahan netrofil dari peredaran darah, gangguan pembentukan netrofil dan yang terakhir yang tidak diketahui penyebabnya.
Termasuk dalam golongan pertama misalnya umur netrofil yang memendek karena drug induced. Beberapa obat seperti aminopirin bekerja sebagai hapten dan merangsang pembentukan antibodi terhadap leukosit. Gangguan pembentukan dapat terjadi akibat radiasi atau obat-obatan seperti kloramfenicol, obat anti tiroid dan fenotiasin; desakan dalam sum-sum tulang oleh tumor. Netropenia yang tidak diketahui sebabnya misal pada infeksi seperti tifoid, infeksi virus, protozoa dan rickettisa; cyclic neutropenia, dan chronic idiopathic neutropenia.
Limfopenia
Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari 1000/µl dan pada anak-anak kurang dari 3000/µl darah. Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun seperti pada penyakit Hodgkin, sarkoidosis; penghancuran yang meningkat yang dapat disebabkan oleh radiasi, kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis; dan kehilangan yang meningkat seperti pada thoracic duct drainage dan protein losing enteropathy.
Eosinopenia dan lain-lain
Eosinopenia terjadi bila jumlah eosinofil kurang dari 50/µl darah. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi berat; juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid.
Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang jumlah monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian, jumlah basofil, eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.
sumber: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PenilaianHasilPemeriksaan.pdf/10_PenilaianHasilPemeriksaan.html
Kenali Jenis-Jenis Batuk
Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan.
Kita bisa pasti pernah mengalami batuk. Bila terserang batuk, sungguh tidak mengenakkan. Apalagi jika disertai rasa gatal pada tenggorokan. Jika serangan batuk menjadi-jadi, bisa disertai rasa pegal pada perut, dan bahkan bisa saja timbul keram karena tertekan akibat batuk.
Gejala batuk biasanya menyertai penyakit lain seperti influenza. Bila seseorang terserang flu, dia akan mengalami pilek, demam, sakit kepala yang disertai batuk. Namun, batuk juga bisa timbul akibat peradangan pada paru-paru, misalnya penyakit tuberculosis (TBC).
Menurut dokter Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Siselia Titis Iramawati, batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan. Jika ada benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk. Tapi, batuk juga bisa karena gejala dari suatu penyakit tertentu. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk.
''Tenggorokan adalah tempat untuk menelan makanan. Tapi, ada juga saluran tenggorokan yang menuju ke usus dan pernapasan. Jika kita makan nasi, misalnya, lalu ada butiran yang masuk ke saluran napas, maka secara refleks kita akan batuk. Tujuannya untuk mengeluarkan benda asing tersebut,'' katanya kepada Republika.
Penyebab batuk bisa bermacam-macam. Misalnya akibat radang tenggorokan, radang paru-paru, sinusitis, alergi, asap rokok, dan sebagainya. Pada sinusitis lendir pada hidung akan turun ke bawah yang menimbulkan gatal-gatal pada tenggorokan sehingga menimbulkan batuk. Sedangkan radang-radang paru-paru misalnya penyakit TBC.
''Penyakit asma biasanya juga akan disertai batuk. Misalnya jika penderita asma terkena udara dingin, maka asmanya akan kambuh. Dan itu biasanya akan disertai dengan batuk,'' jelasnya lagi.
Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan. Akibat lebih jauh, orang tersebut akan batuk secara refleks untuk melindungi dan membersihkan jalan udara yang masuk.
Jenis batuk
Batuk terbagi menjadi dua tipe. Batuk kering dan batuk berdahak. Menurut Titis, batuk kering timbul karena adanya sensitivitas pada bulu-bulu getar di tenggorokan, misalnya jika timbul alergi. Alergi bisa timbul jika bulu-bulu getar terkena benda-benda, seperti es atau makanan yang pedas, sehingga tidak kuat dan akhirnya menimbulkan batuk.
Sedangkan batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya lendir. Lendir ini bisa berasal dari peradangan pada paru-paru. ''Lendir itu akan keluar bersama batuk. Misalnya penyakit TBC. Karena itu, orang yang menderita TBC tidak boleh membuang lendirnya di sembarang tempat. Sebab begitu dia batuk dan membuang lendir, maka kumannya akan ikut keluar,'' demikian Titis.
Secara umum penyakit batuk akan lebih mudah menyerang orang pada peralihan musim, terutama bila terjadi perubahan temperatur udara mendadak dari musim panas ke musim dingin atau penghujan. Kondisi tubuh yang tidak fit juga memudahkan terkena penyakit, khususnya batuk.
Yang harus diwaspadai, menurut Titis, adalah batuk yang terjadi pada orang tua. Terutama bila batuknya menyerang saat berbaring atau tertidur sebab bisa jadi hal itu merupakan gejala gagal jantung.
''Seorang yang berusia lanjut ketika sedang tidur lalu batuk-batuk, tapi setelah dia bangun batuknya reda, maka ini perlu diwaspadai. Sebab hal ini bisa terjadi karena jantungnya membesar sehingga menimbulkan gagal jantung. Gejala lainnya, jika baru sedikit berjalan, dia sudah terengah-engah atau kecapaian,'' ungkap Titis menjelaskan.
Pengobatan untuk jenis batuk kering dilakukan untuk menekan atau meredakan batuknya. Tujuannya untuk memberikan kenyamanan, menghindari terganggunya tidur dan kelelahan serta kemungkinan berbahaya bagi pasien. Pengobatannya dilakukan dengan menghilangkan refleks batuk secara sentral. Sedangkan untuk batuk berbatuk berdahak, pengobatan dilakukan untuk mengeluarkan dahaknya.
Tips Memilih Obat Batuk
Sebelum menentukan obat batuk apa yang akan digunakan, terlebih dahulu harus dikenali jenis batuknya. Ini penting agar obat yang dikonsumsi tidak salah.
Jika seseorang menderita batuk berdahak, yang harus diminum adalah obat batuk ekspektoran. Obat batu jenis ini berfungsi untuk menekan agar dahak bisa keluar. Maka, jangan sampai memilih obat batuk antitusif yang berfungsi menekan batuk. Sebab jika mengonsumsi obat batuk jenis antitusif dahaknya justru tidak bisa keluar, bahkan bisa menimbulkan infeksi paru.
Sebaliknya, penderita batuk kering harus memilih obat batuk antitusif. Kalau dia minum obat batuk ekspektoran, maka batuknya tidak akan sembuh, bahkan bisa mengakibatkan batuk berdarah.
Dosis obat juga harus diperhatikan. Dosis yang tepat sesuai dengan aturan akan memudahkan penyembuhan penyakit. Sebaliknya, jika dosis kurang atau berlebih, batuk bisa tidak kunjung sembuh.
Saat ini banyak beredar obat batuk di pasaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat batuk sebagai berikut:
1. Pilih obat batuk yang komponennya spesifik. Saat ini banyak obat batuk yang mengandung ekspektoran untuk memecah lendir tapi sekaligus untuk menekan batuknya. Obat batuk akan efektif jika kegunaannya spesifik.
2. Pilih obat batuk yang memiliki efek samping sekecil mungkin. Ini penting untuk mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan untuk pemakaian jangka panjang.
3. Jika menginginkan untuk pemakaian jangka panjang, kemasan obat batuk yang besar bisa menjadi pilihan. Yang harus diperhatikan adalah dosisnya harus tepat, khususnya untuk anak-anak.
4. Perhatikan tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat batuk. Tanggal tersebut menunjukkan sampai kapan obat batuk efektif dikonsumsi untuk meredakan.
5. Pilih obat batuk yang memiliki nomor registrasi dari Departemen Kesehatan (Depkes) sebab itu menunjukkan bahwa obat batuk tersebut telah disetujui oleh Depkes untuk beredar di pasaran.
Kiat Jitu Usir Batuk
Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu meredakan batuk anak? Sebagian besar batuk pada anak tidak berbahaya, terutama yang timbulnya akut dan baru berlangsung sebentar. Hal-hal sederhana berikut ini memang tidak dapat secara langsung menghilangkan batuk, namun paling tidak anak dapat merasa lebih nyaman.
- Tingkatkan kelembaban udara: Suhu dan kelembaban lingkungan di sekitar anak perlu disesuaikan supaya anak merasa nyaman. Udara yang lembab akan mengurangi iritasi saluran napas, serta mencegah lendir menjadi kering sehingga mudah dikeluarkan.
- Menghirup uap air hangat juga dapat membantu, namun jangan sampai terlalu panas karena malahan dapat membuat udara semakin kering.
- Banyak minum. Usahakan anak Anda mendapatkan banyak cairan untuk mengencerkan lendir di tenggorokannya dan mengurangi demam. Air hangat yang ditambahkan perasan lemon dan sedikit madu dapat membantu mengurangi rasa gatal di tenggorokan. Sup ayam atau susu hangat juga baik diberikan pada si kecil.
- Upayakan anak banyak beristirahat: Istirahat diperlukan agar kondisi tubuhnya cepat kembali pulih seperti semula.
- Jangan lupa, kebiasaan mencuci tangan perlu diajarkan pada seluruh anggota keluarga sehingga dapat mencegah penularan penyakit.
Kapan perlu obat batuk?
Apabila setelah beberapa hari batuk tidak membaik, atau batuknya hebat dan mengganggu tidur, dapat dipertimbangkan untuk memberikan obat batuk. Obat batuk ada yang dapat dibeli bebas dan ada pula yang dengan resep dokter. Obat ini boleh dipakai apabila dapat membuat anak merasa lebih nyaman, dan yang paling penting obat tersebut tidak menimbulkan efek samping yang berat.
Tips menggunakan obat batuk
- Hindari obat yang berkhasiat menyembuhkan banyak gejala (batuk, pilek, hidung tersumbat, demam) kecuali semua gejala itu memang ada pada si kecil.
- Ikuti petunjuk dokter mengenai jumlah dan frekuensi obat yang diberikan pada anak. Jangan memberikan obat lebih banyak atau lebih sering daripada yang dianjurkan dokter.
- Jika membeli obat bebas, ikuti aturan dosis yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengkira-kira sendiri jumlah obat yang diberikan.
- Ukur obat yang bentuknya sirup dengan menggunakan sendok obat. Kocok dahulu botol obat.
- Jika terlewat satu kali pemberian, berikan obat tersebut sesegera mungkin. Namun jika waktunya sudah mendekati pemberian obat berikutnya, tunggu dan berikan dosis selanjutnya.
- Hubungi dokter jika terjadi efek samping obat misalnya sulit bernapas, timbul merah-merah di kulit yang gatal, ngantuk berlebihan, gelisah, nyeri perut, dan sebagainya.
- Simpan obat dalam suhu ruangan di wadah khusus yang tertutup dan terlindung dari sinar matahari langsung, panas dan kelembaban. Jangan dibekukan di freezer.
- Simpan obat dengan aman, jangan sampai si kecil bisa bermain-main dengan obat tanpa sepngetahuan kita.
Berbagai macam obat batuk
Obat batuk pilek yang dijual bebas seringkali dikombinasi dengan obat turun panas (misalnya parasetamol) dan pereda hidung tersumbat (dekongestan). Berbagai macam obat batuk yaitu:
- Penahan batuk. Bila batuknya sangat mengganggu, dokter seringkali memberikan obat antitusif (bersifat menekan batuk) supaya nyaman dan tidurnya tidak terganggu. Obat ini jangan diberikan terus-menerus, cukup bila batuk sangat hebat. Dextrometorphan merupakan obat penekan batuk yang dijual bebas, bekerja dengan menaikkan ambang rangsang batuk. Obat resep misalnya kodein yang merupakan turunan morfin, tergolong dalam obat narkotik. Obat ini tergolong antitusif yang kuat. Cara kerjanya yaitu menghambat refleks batuk sehingga hanya ditujukan bagi batuk kering, gatal, nyeri dan mengganggu tidur. Obat ini jarang digunakan. Dosis besar dan pemakaian berulang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
- Pengencer dahak atau expectorant. Tujuan pemberian pengencer dahak adalah mempermudah pengeluaran dahak, menghilangkan iritasi, serta mencegah terangsangnya reseptor batuk secara berlebihan. Bromhexin, guaifenesin dan amonium klorida dapat dibeli bebas. Ambroxol dan asetilsistein merupakan obat resep.
- Antialergi atau antihistamin. Obat ini bekerja dengan menekan pusat batuk batuk. Antihistamin dapat mengurangi pilek yang disebabkan alergi. Efek samping obat ini yaitu mengantuk seringkali bermanfaat untuk membuat anak banyak beristirahat. Efek samping lain yaitu mulut dan hidung menjadi kering. Contoh obatnya ialah diphenhydramine dan chlorpheniramine.
- Dekongestan atau obat batuk pilek sering dicapurkan ke dalam obat batuk. Gunanya mengurangi gejala pilek atau hidung tersumbat, sehingga dapat meredakan batuk yang disebabkan oleh tetesan cairan dari hidung (post nasal drip). Contoh dekongestan yaitu pseudoephedrine. Kadang-kadang dapat timbul efek samping yang ringan yaitu anak menjadi rewel dan agak sulit tidur.
Apakah antibiotik selalu diperlukan untuk batuk?
Sebagian besar batuk pada anak disebabkan virus, terutama common cold. Infeksi virus tidak memerlukan antibiotika. Batuk karena common cold bisa berlangsung sampai seminggu, jadi yang penting adalah memberi nutrisi yang cukup, banyak istirahat, banyak minum (jangan minum air es), dan menjaga kelembaban udara ruangan. Batuk disebabkan asma juga tidak memerlukan antibiotika. Tentunya asma tidak akan sembuh dengan obat-obat biasa. Batuk karena asma memerlukan obat khusus
Bijak-bijaklah sebelum memutuskan untuk memberikan obat batuk pada anak. Batuk bukanlah musuh, namun justru diperlukan oleh tubuh. Bila benar-benar mengganggu, barulah obat batuk boleh diberikan, namun perhatikan benar dosisnya, jangan sampai berlebihan.
Referensi
- Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, dkk, penyunting. Farmakologi dan terapi. Edisi keempat. Jakarta: 2001.
- Iannelli V. Before you buy children’s cold medicines. http://pediatrics.about.com/cs/pharmacology/a/byb_cold_meds.htm
- Loyola university health system. Antitussives. http://www.luhs.org/HEALTH/kbase/htm/mdx-/qudr/403/mdx-qudr403.htm